Ketika usia sudah melewati angka dua
puluh, seorang wanita biasanya selangkah lebih serius memikirkan tentang pernikahan
dan rumah tangga. Ia mulai mempersiapkan dirinya untuk menyongsong kehidupannya
bersama pendampingnya kelak. Mulai dari mengikuti seminar pra-nikah, membaca
buku-buku bertema pernikahan dan keluarga, belajar memasak sampai melakukan
program diet. Semua persiapan yang sangat mulia dan insya Allah tidak ringan
perhitungannya jika dilandasi kerinduan akan wajah Allah dan keinginan menghuni
jannatunna’im.
Namun, ketika pinangan datang
adakalanya seorang wanita ragu apakah ia siap membangun rumah tangga dengan
pria yang datang tersebut ataukah tidak. Apakah pria ini yang akan
menjadi pemimpin/ qawam-nya esok hari. Pria yang akan selalu ia doakan
dalam tiap tasyahud akhirnya. Pria yang selalu mendampinginya esok hari
dalam lapang dan sempit, bahagia dan nestapa, senang dan marah. Wanita perlu
memperhatikan beberapa indikasi, agar jangan sampai salah memilih pria
tersebut: pendampingnya, pemimpinnya, dan ayah dari anak-anaknya kelak.
Dalam sebuah buku berjudul “Pria
dan Wanita Dalam Satu Gerbong” Syaikh Muhammad Barakat (semoga Allah
menjaganya) memberikan nasihat yang dapat membantu para muslimah untuk
memastikan hal-hal berikut ada pada dirinya sebelum memutuskan melanjutkan
proses ta’aruf (perkenalan) dan khitbah (peminangan) menuju
jenjang pernikahan:
- Bila wanita telah merasa yakin dirinya suka kepada seorang pria bukan sekadar karena ketampanan atau kegagahannya saja, tetapi karena potensinya sebagai lelaki yang bersumber dari pikiran, akhlak, dan kemauannya, dan juga dari percaya dirinya.
- Bila wanita merasakan dalam lubuk hatinya dia mampu berkorban untuk pria itu dengan segala macam hal bahkan yang menyebabkan hilangnya kesenangan materi sekalipun.
- Bila wanita merasa bahwa pria itu menghormatinya karena kepribadiannya dengan penghormatan yang dalam. Dan wanita merasakan ketentraman dalam diri pria itu terhadap dirinya, kehormatannya, dan masa depannya bila kelak hidup bersamanya dalam naungan rumah tangga.
- Bila wanita itu merasa sepenuh hati mengurus pria itu atas keinginannya sendiri, seakan-akan ia adalah ibunya yang penuh kasih, yang akan mengurusnya secara naluriah.
- Bila wanita punya keinginan berterus terang dalam segala hal kepada pria itu bila kelak hidup bersamanya. Dan menyerahkan segala macam buah pikiran dan perasaannya. Dan apabila dia kurang bersikap seperti itu dia merasa bersalah.
- Bila wanita merasa sanggup menanggung penghinaan yang tidak disengaja dari pria itu, meskipun di depan orang banyak, dengan mencari alasan kenapa itu terjadi tanpa merasa dihina.
- Bila wanita merasa mampu untuk tidak berubah sikap kepada pria itu bila pria itu mengalami kesempitan. Bahkan terus memompa semangat dan berdiri mendampinginya.
- Bila wanita merasa senang dicemburui lalu segera berusaha membuat pria itu ridha terhadapnya. Dan mau menghindari sesuatu yang membangkitkan kecemburuannya.
- Bila wanita itu merasa akan mampu rela hati ketika menghadapi kebiasaan, akhlak, dan tabiat pria itu.
- Bila wanita merasa puas dan cukup ketika pria itu ada disampingnya. Bahwa pria itu adalah yang paling berharga bagi dirinya.
- Bila wanita itu –karena cintanya kepada pria itu- siap melepaskan diri dari tabiat wanita yang membuat daya tarik terhadap lelaki lain, seperti kegemaran menampakkan diri dan lain sebagainya.
Demikianlah fenomena-fenomena yang
dipaparkan oleh Syaikh Muhammad Barakat dalam bukunya. Yang apabila seorang
wanita telah merasakannya terhadap seorang pria, maka dia boleh meyakini bahwa
pria itulah pria yang dicintainya. Dan, apabila sebab-sebab tersebut di atas
telah terpenuhi, maka tidak diragukan, bahwa wanita itu akan bisa menemani pria
tersebut dengan penuh bahagia dan kesenangan. Wallahu’alam
Posting Komentar