ldk. Maha Suci Allah yang tidak pernah
keliru di dalam merencanakan segala sesuatu. Skenario yang diciptakannya sangat
sempurna, tidak terdapat cacat sedikitpun. Setiap risalah yang Dia
turunkan kepada umat manusia senantiasa selaras dengan fitrahnya sehingga
sungguh tidak masuk akal ketika terdapat penentangan atau mosi tidak percaya
yang ditujukan kepada kalam-Nya yang suci. Satu hal yang perlu diketahui bahwa
semua aturan yang diciptakan oleh-Nya dilandasi oleh rasa yang merupakan
perpaduan antara cinta, kasih sayang, kelembutan, dan perhatian-Nya.
Perlakuan-Nya yang indah untuk hamba-hambaNya ini tidak terdikotomikan oleh hal
apapun, pun dalam masalah jilbab. Sungguh luar biasa Allah, telah memberikan
aturan yang apabila dicermati, maka aturan tersebut justru akan semakin
meningkatkan derajat wanita. Aturan itu adalah bagaimana wanita harus menutupi
auratnya.
“Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.” – (Al-Ahzab: 59)
Penggalan ayat di atas merupakan
salah satu bentuk kasih sayang Allah untuk kaum Hawa. Paras yang rupawan dan
penampilan yang dapat menimbulkan ketertarikan merupakan sunnatullah
yang terdapat di dalam diri kaum wanita. Keindahan yang Allah berikan secara
khusus kepada wanita ini dapat menimbulkan fitnah dan bencana apabila
diletakkan di tempat yang salah. Di zaman Jahiliyyah dahulu, banyak
sekali wanita yang dilecehkan bak binatang. Hal tersebut terjadi karena wanita
yang tidak pandai menjaga auratnya dengan baik. Perintah berjilbab justru
bentuk perhatian Allah pada kaum Hawa agar kaum Hawa terhindar dari pelecehan
dan perlakuan kurang senonoh.
Di zaman kekhalifahan Abbasiyah,
Khalifah al-Mu’tashim menunjukkan pada dunia saat itu bahwa betapa Islam sangat
meninggikan kedudukan seorang wanita. Izzah yang ditunjukkan oleh
al-Mu’tashim saat itu sangat terasa, bahkan membuat pihak kawan dan lawan segan
terhadapnya. Dikisahkan ada seorang wanita yang roknya sengaja dikaitkan pada
paku oleh seorang Romawi sehingga membuat aurat wanita tersebut tersingkap saat
ia hendak beranjak berdiri. Wanita tersebut tidak menerima perlakuan seperti
itu kemudian ia melaporkan hal tersebut kepada khalifah. Mendengar wanita
tersebut dilecehkan seperti itu, khalifah dengan segera mengumpulkan pasukan
untuk menyerang Romawi. Hal yang membuat siapapun gemetar kala itu adalah pasukan
yang al-Mu’tashim kirim sangat banyak jumlahnya, bahkan tidak terputus sejak
pintu luar istana hingga masuk daerah kekuasaan Romawi. Semua itu dilakukan
oleh al-Mu’tashim hanya karena ia tidak ingin melihat kemuliaan wanita yang
seharusnya terselimuti jilbab itu terampas secara hina. Subhanallah.
Kecantikan fisik pada wanita
merupakan sebuah harta yang sangat berharga karena Allah sendiri yang
mengistilahkan bahwa aurat wanita adalah perhiasan. Perhiasan wanita ini akan
sangat tinggi nilainya manakala keotentikan serta keindahannya tetap dijaga dan
dilindungi. Semakin baik seorang wanita menjaga perhiasannya, semakin mulia
pula kedudukan seorang wanita. Kecantikan ini juga merupakan salah satu nikmat
dan anugerah yang diberikan Allah untuk kaum wanita. Oleh karena itu, salah
satu bentuk syukur atas nikmat ini adalah dengan cara menjaga perhiasan itu
dengan baik. Proses menjaganya pun tidak hanya sekedar menjaga, namun dengan
cara yang disukai Allah. Allah berfirman,
“Dan katakanlah kepada para
perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang
(biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya” – (An-Nur: 31)
Ayat tersebut menekankan 2 hal
tentang jilbab :
- Larangan untuk menampakkan perhiasan (aurat) kecuali yang boleh tampak
- Perintah untuk menjulurkan jilbab hingga ke dada
Rasulullah menegaskan batasan bagian
tubuh wanita yang boleh tampak di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu
anha,
“Dari Aisyah RA, bahwasanya Asma
binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas
Rasulullah berpaling darinya dan berkata : Hai Asma, sesungguhnya jika seorang
wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat
kecuali ini (sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan)” (HR. Abu Daud dan Baihaqi)
Dengan tertutupnya aurat dengan
jilbab, wanita tidak akan terjerumus menjadi media bagi setan untuk
menggoda dan melecehkan akhlaq manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Pakaian
yang sesuai dengan anjuran Allah akan melindungi pemakainya dari godaan setan
dimanapun ia berada. Bagi wanita yang memakai jilbab, pada umumnya dapat
merasakan adanya semacam pengingat diri untuk tidak melakukan hal-hal yang
terlarang dan dicela oleh syara. Dengan kata lain, jilbab dapat dikategorikan
sebagai pengontrol perilaku wanita guna menyelamatkan kehormatan dirinya dari
berbagai macam godaan setan.
Hal terakhir yang menjadi buah manis
dari pengenaan jilbab sadar ataupun tidak adalah bertambahnya level kecantikan.
Tidak hanya terlihat cantik di mata manusia, namun terlihat elok juga di mata
Allah. Tiada kebahagiaan yang paling indah dirasa selain terlihat mulia di mata
Allah hingga Allah secara pribadi mengeluarkan pujian indah-Nya. Kedudukan yang
tinggi di mata Allah akan menjadikan kedudukan di mata manusia menjadi tidak
berarti sama sekali. Oleh karena itu, sungguh beruntung bagi wanita yang
mendapatkan lirikan khusus dari Allah karena kerendahan hatinya untuk tunduk
patuh pada anjuran yang telah Allah tawarkan dalam mengenakan jilbab.
Berbahagialah bagi wanita yang telah
rapi dalam mengenakan jilbabnya. Ketenangan hati, perlindungan khusus dari
Allah, kemuliaan di mata manusia dan di mata-Nya, nikmat yang melimpah, jiwa
yang bersih, petunjuk dan hidayah-Nya yang mahal, dan syurga-Nya yang indah
insya Allah akan ia dapatkan manakala wanita mengindahkan anjuran yang Allah
tawarkan ini.
Semoga Allah senantiasa merahmati
dan memuliakan kedudukan wanita yang senantiasa menjaga dirinya dengan menutupi
tubuhnya dengan jilbab yang dianjurkan-Nya.
Wallahu’alam bisshawab
Posting Komentar