PALEMBANG - Kemenangan telak Sriwijaya FC (SFC) terhadap Persiba Balikpapan, dengan skor 5-1 ternoda. Seorang suporternya tewas setelah dikeroyok puluhan orang supporter lainnya, saat berada di Jl Gubernur HA Bastari, Kecamatan SU I, Palembang, Minggu (15/1) sekitar pukul 21.00 WIB.
Korbannya, Shendi Tri Ramdhon (18), warga Jl Cambai Agung VII, RT 15, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Kemuning, Palembang. Siswa kelas XII, SMA Nusa, Lubuklinggau itu tewas dengan kondisi luka tusuk di leher belakang, dua luka tusuk di punggung, luka memar di kepala bagian belakang. Korban sempat dirawat di RSUD Bari Palembang. Lantaran lukanya cukup serius, kemudian dirujuk ke RSMH Palembang. Takdir berkata lain, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 00.30 WIB.
Informasinya, saat itu korban bersama teman-temannya menumpang bus kota ke Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. Mereka bermaksud menonton pertandingan sepak bola antara SFC melawan Persiba. “Dio (korban, red) idak galak masuk stadion. Akhirnyo nunggu di luar sampai pertandingan selesai samo beberapa teman lainnya,” cerita salah seorang teman korban, Eko (21).
Sewaktu pertandingan selesai, Eko dan teman-temannya mendapat kabar ada keributan di luar stadion. Khawatir dengan korban, Eko dan teman-teman berusaha mencari keberadaan korban. Ternyata korban ditemukan telah terkapar berlumuran darah di dekat bundaran stadion dengan seragam sekolah salah satu SMK negeri Palembang.
“Korban sempat ngomong beberapo kali ado musuhnyo. Waktu nak dibawa ke rumah sakit masih jugo ngomong ado musuhnyo. Penyebab pastinyo kami idak tau nian, tapi dio dikeroyok puluhan wong pakai sajam,” ujar Eko. “Setahu kami dio ini katek musuhnyo,” timpal Aldi (19), teman korban lainnya.
Terpisah, ibu korban Mariam mengatakan, seharusnya korban berangkat ke Lubuklinggau karena Senin (16/1) hendak sekolah. Pihak keluarga mendapat telepon dari teman-teman anaknya yang mengabarkan korban masuk rumah sakit. “Kejadiannyo idak tau nian. Mungkin ajalnyo nak nonton bola, tapi idak taunyo diserang dan dianiayo oleh kelompok supporter lainnyo,” tukas Mariam saat berada di RSMH, Minggu malam.
Bagimana Sendi dimata para guru dan teman-temannya? Koran ini sempat bertandang ke sekolah almarhum SMA Nusa kota Lubuklinggau, Jl Yos Sudarso kota Lubuklinggau. Nurul Yahya, Bsc, kepala sekolah yang ditemui sedikit terkejut dengan adanya berita tentang kematian tak wajar muridnya.
Sendi punya hobi sepakbola. “Bukan Sendi saja yang senang dengan olahraga. Terus terang siswa dan siswi disini banyak yang senang dengan olahraga,” kata Nurul lagi. (IOL/rim/kur)
Sumber: Sumeks
Korbannya, Shendi Tri Ramdhon (18), warga Jl Cambai Agung VII, RT 15, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Kemuning, Palembang. Siswa kelas XII, SMA Nusa, Lubuklinggau itu tewas dengan kondisi luka tusuk di leher belakang, dua luka tusuk di punggung, luka memar di kepala bagian belakang. Korban sempat dirawat di RSUD Bari Palembang. Lantaran lukanya cukup serius, kemudian dirujuk ke RSMH Palembang. Takdir berkata lain, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 00.30 WIB.
Informasinya, saat itu korban bersama teman-temannya menumpang bus kota ke Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. Mereka bermaksud menonton pertandingan sepak bola antara SFC melawan Persiba. “Dio (korban, red) idak galak masuk stadion. Akhirnyo nunggu di luar sampai pertandingan selesai samo beberapa teman lainnya,” cerita salah seorang teman korban, Eko (21).
Sewaktu pertandingan selesai, Eko dan teman-temannya mendapat kabar ada keributan di luar stadion. Khawatir dengan korban, Eko dan teman-teman berusaha mencari keberadaan korban. Ternyata korban ditemukan telah terkapar berlumuran darah di dekat bundaran stadion dengan seragam sekolah salah satu SMK negeri Palembang.
“Korban sempat ngomong beberapo kali ado musuhnyo. Waktu nak dibawa ke rumah sakit masih jugo ngomong ado musuhnyo. Penyebab pastinyo kami idak tau nian, tapi dio dikeroyok puluhan wong pakai sajam,” ujar Eko. “Setahu kami dio ini katek musuhnyo,” timpal Aldi (19), teman korban lainnya.
Terpisah, ibu korban Mariam mengatakan, seharusnya korban berangkat ke Lubuklinggau karena Senin (16/1) hendak sekolah. Pihak keluarga mendapat telepon dari teman-teman anaknya yang mengabarkan korban masuk rumah sakit. “Kejadiannyo idak tau nian. Mungkin ajalnyo nak nonton bola, tapi idak taunyo diserang dan dianiayo oleh kelompok supporter lainnyo,” tukas Mariam saat berada di RSMH, Minggu malam.
Bagimana Sendi dimata para guru dan teman-temannya? Koran ini sempat bertandang ke sekolah almarhum SMA Nusa kota Lubuklinggau, Jl Yos Sudarso kota Lubuklinggau. Nurul Yahya, Bsc, kepala sekolah yang ditemui sedikit terkejut dengan adanya berita tentang kematian tak wajar muridnya.
Sendi punya hobi sepakbola. “Bukan Sendi saja yang senang dengan olahraga. Terus terang siswa dan siswi disini banyak yang senang dengan olahraga,” kata Nurul lagi. (IOL/rim/kur)
Sumber: Sumeks
Posting Komentar